Minggu, 27 Juli 2014

Noble

“Whatever is rightly done, however humble, is noble.”
Henry Royce

Be Grateful for Whoever Comes

“Be grateful for whoever comes, because each has been sent as a guide from beyond.”
Jalaluddin Rumi

Knowledge and Wisdom

“Knowledge speaks but wisdom listens.”
James Marshall Hendrix

Barriers within Yourself

“Your task is not to seek for love, but merely to seek and find all the barriers within yourself that you have built against it.”
Jalaluddin Rumi

Intisari Keempat Kitab Samawi

Imam Ali a.s. berkata, “Sesungguhnya aku telah membaca kitab Taurat, Zabur, Injil, dan Al-Furqan. Kemudian ku ambil satu kalimat sebagai intisari dari keempat Kitab Samawi tersebut. Aku ambil kalimat inti dari Taurat, ‘Barangsiapa yang puas atas pemberian Allah (Qana`ah), maka dia akan selalu kenyang.’ Aku ambil kalimat inti dari Zabur, ‘Barangsiapa yang mampu meninggalkan keinginan-keinginan nafsunya, maka ia akan selamat dari malapetaka.’ Aku ambil kalimat inti dari Injil, ‘Barangsiapa yang taat, maka dia akan sukses.’ Dan aku ambil kalimat inti dari Al-Furqan, ‘Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan selalu mencukupinya.’ (Q.S. Ath-Thalaq [65]: 3)”

Akal dan Hati

Akal menghasilkan ilmu, hati menghasilkan cinta dan iman.

Dunia Bukan Akhir Segalanya

“Ya Allah! Jangan Kau jadikan dunia ini perhatian kami yang paling besar dan batas pengetahuan kami.” H.R. Tirmidzi

Air dan Minyak Tak Bersatu

“Air berkumpul dengan air, minyak berkumpul dengan minyak, setiap orang berkumpul dengan jenis dan wataknya.”
Tan Malaka

Woman Makes A Better Man

“Man makes everything he can, but a woman makes a better man.”
James Brown

Minggu, 20 Juli 2014

Pandangan Para Pesuluk

“Pandangan mata para pesuluk, ia melihat dunia sebatas yang diperlukannya, selain itu, matanya selalu tertuju kepada Allah.”
Faisal Djindan

A Bad Day for Ego is A Great Day for Soul

“A bad day for your ego is a great day for your soul.”
Jillian Michaels

Sederhana dalam Ucapan

“Orang yang luar biasa itu adalah orang yang sederhana dalam ucapan, tetapi hebat dalam bertindak.”
K.H. Abdurrahman Wahid

Kerendahan Hati dan Ketenangan

“Orang hebat tidak pernah menimbulkan rasa takut. Kerendahan hati mereka justru membuat kita merasa tenang.”
Elizabeth Goudge

Perjalanan yang Egois

“Perjalanan yang egois adalah perjalanan yg membuat Anda tidak tiba di mana pun.”
Suzan L. Wiener

Rituals

“However, while rituals are performed regularly, values are either violated, neglected or practiced mere symbolically.”
Asghar Ali Engineer

Debu dan Batu

“Jadilah debu, maka mereka akan melemparkanmu ke udara. Jadilah batu, maka mereka akan melemparkanmu ke kaca!”
Muhammad Iqbal

Keraguan

“Keraguan adalah titik tolak penyelidikan, dan seseorang yang tidak merasa ragu tidak akan memikirkan hal-hal secara benar. Orang yang tidak melihat secara benar tidak akan melihat hal-hal yang baik, dan orang seperti itu hidup dalam kebutaan dan kebingungan.”
Al Ghazali

Peziarah

“Kita adalah para peziarah, orang asing, dan orang buangan di sini, di dunia ini.”
Plutarch

Selasa, 15 Juli 2014

Sedikit Hal Baik dan Bermanfaat

“Lebih baik tahu sedikit hal baik dan perlu, ketimbang tahu banyak hal yang tak berguna dan biasa-biasa saja.”
Leo Tolstoy

Netralitas

“Jika Anda mengambil sikap netral pada situasi ketidakadilan, sebenarnya Anda telah memilih berada di pihak kaum penindas!”
Desmond Tutu

Prasangka

“Memang benar tidak beriman merupakan keburukan, tetapi prasangka buruk itu lebih buruk lagi.”
Plutarch

Masa Depan

“Jangan terlalu khawatir dengan masa depan. Segala sesuatu yang akan terjadi akan baik dan berguna bagimu.”
Epictetus

Sabtu, 12 Juli 2014

Beautiful People

“The most beautiful people we have known are those who have known defeat, known suffering, known struggle, known loss, and have found their way out of the depths. These persons have an appreciation, a sensitivity, and an understanding of life that fills them with compassion, gentleness, and a deep loving concern. Beautiful people do not just happen.” 
Elisabeth Kübler-Ross

Ask for What You Want

“Ask for what you want and be prepared to get it.”
Maya Angelou

End Up All Alone

“I used to think the worst thing in life was to end up all alone, it's not. The worst thing in life is to end up with people that make you feel all alone.”
Robin Williams

Light and Darkness

“Never is the light more visible than when appearing out of the darkness.”
Pamela Kribbe

Great Spirits

“Great spirits have always encountered violent opposition from mediocre minds.”
Albert Einstein

Revolutionary Act

“In time of universal deceit telling the truth is a revolutionary act.”
George Orwell

KepadaMu Tempat Kami Kembali

Kami dengar dan kami taat. Ampunilah kami, ya Tuhan kami, dan kepadaMu tempat (kami) kembali. (Q.S. Al-Baqarah [2]: 285)

Freethinkers

“Freethinkers are those who are willing to use their minds without prejudice and without fearing to understand things that clash with their own customs, privileges, or beliefs. This state of mind is not common, but it is essential for right thinking; where it is absent, discussion is apt to become worse than useless.”
Leo Tolstoy

Hope and Despair

“On all things, it is better to hope than to despair.”
Johann Wolfgang von Goethe

Past

“Don't be in such condemn a person because he doesn't do what you do, or think as you think. There was a time when you didn't know what you know today.”
Malcolm X

Rabu, 09 Juli 2014

Oh Beloved

Jalaluddin Rumi ― Oh Beloved

Oh Beloved,
take me.
Liberate my soul.
Fill me with your love and
release me from the two worlds.
If I set my heart on anything but you
let fire burn me from inside.
Oh Beloved,
take away what I want.
Take away what I do.
Take away what I need.
Take away everything
that takes me from you.

Doing Nothing

“Doing nothing is better than being busy doing nothing.”
Lao Tzu

Warrior and Ordinary Person

“The basic difference between an ordinary person and a warrior is that a warrior takes everything as a challenge while an ordinary person takes everything either as a blessing or a curse.”
Carlos Castaneda

Mungkin Sekali Saya Sendiri Juga Maling

Taufiq Ismail ― Mungkin Sekali Saya Sendiri Juga Maling

Kita hampir paripurna menjadi bangsa porak-poranda,
terbungkuk dibebani hutang dan merayap melata sengsara di dunia.
Penganggur 40 juta orang, anak-anak tak bisa bersekolah 11 juta murid,
pecandu narkoba 6 juta anak muda, pengungsi perang saudara 1 juta orang,
VCD koitus beredar 20 juta keping, kriminalitas merebat di setiap tikungan jalan
dan beban hutang di bahu 1600 trilyun rupiahnya.

Pergelangan tangan dan kaki Indonesia diborgol
di ruang tamu Kantor Pegadaian Jagat Raya,
dan di punggung kita dicap sablon besar-besar
Tahanan IMF dan Penunggak Bank Dunia.
Kita sudah jadi bangsa kuli dan babu,
menjual tenaga dengan upah paling murah sejagat raya.

Ketika TKW-TKI itu pergi lihatlah mereka bersukacita
antri penuh harapan dan angan-angan di pelabuhan dan bandara,
ketika pulang lihat mereka berdukacita
karena majikan mungkir tidak membayar gaji,
banyak yang disiksa malah diperkosa
dan pada jam pertama mendarat di negeri sendiri diperas pula.

Negeri kita tidak merdeka lagi, kita sudah jadi negeri jajahan kembali.
Selamat datang dalam zaman kolonialisme baru, saudaraku.
Dulu penjajah kita satu negara, kini penjajah multi-kolonialis banyak bangsa.
Mereka berdasi sutra, ramah-tamah luarbiasa dan banyak senyumnya.
Makin banyak kita meminjam uang, makin gembira karena leher kita makin mudah dipatahkannya.

Di negeri kita ini, prospek industri bagus sekali.
Berbagai format perindustrian, sangat menjanjikan, begitu laporan penelitian.
Nomor satu paling wahid, sangat tinggi dalam evaluasi, dari depannya penuh janji, adalah industri korupsi.

Apalagi di negeri kita lama sudah tidak jelas batas halal dan haram,
ibarat membentang benang hitam di hutan kelam jam satu malam.

Bergerak ke kiri ketabrak copet,
bergerak ke kanan kesenggol jambret,
jalan di depan dikuasai maling,
jalan di belakang penuh tukang peras,
yang di atas tukang tindas.
Untuk bisa bertahan berakal waras saja di Indonesia, sudah untung.

Lihatlah para maling itu kini mencuri secara berjamaah.
Mereka bersaf-saf berdiri rapat, teratur berdisiplin dan betapa khusyu’.
Begitu rapatnya mereka berdiri susah engkau menembusnya.
Begitu sistematiknya prosedurnya tak mungkin engkau menyabotnya.
Begitu khusyu’nya, engkau kira mereka beribadah.
Kemudian kita bertanya, mungkinkah ada maling yang istiqamah?

Lihatlah jumlah mereka, berpuluh tahun lamanya,
membentang dari depan sampai ke belakang,
melimpah dari atas sampai ke bawah,
tambah merambah panjang deretan saf jamaah.
Jamaah ini lintas agama, lintas suku dan lintas jenis kelamin.

Bagaimana melawan maling yang mencuri secara berjamaah?
Bagaimana menangkap maling yang prosedur pencuriannya
malah dilindungi dari atas sampai ke bawah?
Dan yang melindungi mereka, ternyata,
bagian juga dari yang pegang senjata dan yang memerintah.

Bagaimana ini?

Tangan kiri jamaah ini menandatangani disposisi MOU dan MUO (Mark Up Operation),
tangan kanannya membuat yayasan beasiswa, asrama yatim piatu dan sekolahan.

Kaki kini jamaah ini mengais-ngais upeti ke sana ke mari,
kaki kanannya bersedekah, pergi umrah dan naik haji.

Otak kirinya merancang prosentasi komisi dan pemotongan anggaran,
otak kanannya berzakat harta, bertaubat nasuha dan memohon ampunan Tuhan.

Bagaimana caranya melawan maling begini yang mencuri secara berjamaah?
Jamaahnya kukuh seperti diding keraton,
tak mempan dihantam gempa dan banjir bandang,
malahan mereka juru tafsir peraturan dan merancang undang-undang,
penegak hukum sekaligus penggoyang hukum, berfungsi bergantian.

Bagaimana caranya memroses hukum maling-maling yang jumlahnya ratusan ribu,
barangkali sekitar satu juta orang ini, cukup jadi sebuah negara mini,
meliputi mereka yang pegang kendali perintah, eksekutif, legislatif, yudikatif dan dunia bisnis,
yang pegang pestol dan mengendalikan meriam, yang berjas dan berdasi.
Bagaimana caranya?

Mau diperiksa dan diusut secara hukum?
Mau didudukkan di kursi tertuduh sidang pengadilan?
Mau didatangkan saksi-saksi yang bebas dari ancaman?
Hakim dan jaksa yang bersih dari penyuapan?
Percuma
Seratus tahun pengadilan, setiap hari 8 jam dijadwalkan Insya Allah tak akan terselesaikan.

Jadi, saudaraku, bagaimana caranya?
Bagaimana caranya supaya mereka mau dibujuk, dibujuk, dibujuk
agar bersedia mengembalikan jarahan yang berpuluh tahun dan turun-temurun sudah mereka kumpulkan.
Kita doakan Allah membuka hati mereka, terutama karena terbanyak dari mereka orang
yang shalat juga, orang yang berpuasa juga, orang yang berhaji juga.
Kita bujuk baik-baik dan kita doakan mereka.

Celakanya, jika di antara jamaah maling itu ada keluarga kita,
ada hubungan darah atau teman sekolah, maka kita cenderung tutup mata,
tak sampai hati menegurnya.

Celakanya, bila di antara jamaah maling itu ada orang partai kita,
orang seagama atau sedaerah, kita cenderung menutup-nutupi fakta,
lalu dimakruh-makruhkan dan diam-diam berharap semoga kita mendapatkan
cipratan harta tanpa ketahuan.

Maling-maling ini adalah kawanan anai-anai dan rayap sejati.
Dan lihat kini jendela dan pintu rumah Indonesia dimakan rayap.
Kayu kosen, tiang,kasau, jeriau rumah Indonesia dimakan anai-anai.
Dinding dan langit-langit, lantai rumah Indonesia digerogoti rayap.
Tempat tidur dan lemari, meja kursi dan sofa, televisi rumah Indonesia dijarah anai-anai.
Pagar pekarangan, bahkan fondasi dan atap rumah Indonesia
sudah mulai habis dikunyah-kunyah rayap.
Rumah Indonesia menunggu waktu,
masa rubuhnya yang sempurna.

Aku berdiri di pekarangan, terpana menyaksikannya.
Tiba-tiba datang serombongan anak muda dari kampung sekitar.
“Ini dia rayapnya! Ini dia Anai-anainya!” teriak mereka.
“Bukan. Saya bukan Rayap, bukan!” bantahku.

Mereka berteriak terus dan mendekatiku dengan sikap mengancam.
Aku melarikan diri kencang-kencang.
Mereka mengejarkan lebih kenjang lagi.
Mereka menangkapku.
“Ambil bensin!” teriak seseorang.
“Bakar Rayap,” teriak mereka bersama.
Bensin berserakan dituangkan ke kepala dan badanku.
Seseorang memantik korek api.
Aku dibakar.
Bau kawanan rayap hangus.
Membubung ke udara.